Rabu, 22 Mei 2013

BAGAIMANA MANUSIA YANG TUMPUL DAN BODOH

Di sini seorang yang tidak mengetahui mana yang baik dan buruk, tidak mengetahui sifat-sifat yang tidak tercela dan tercela, tidak mengetahui sifat yang hina atau tercela, mana yang sifatnya terang atau gelap. demikianlah manusia sebagai orang yang berhati tumpul. Pada umumnya, manusia yang mempunyai hati yang gelap akan bersekutu dengan perbuatan akusala-citta (perbuatan yang buruk).

sifat dasar manusia ada yang baik dan ada yang buruk. Kecondongan manusia yang diliputi kebodohan batin, akan terus melakukan hal-hal yang negatif. Bentuk kebodohan yang muncul didalam diri setiap individu seperti Kemalasan, ketakutan, kekwatiran, kecemasan, mudah terseret arus emosi, sedih dsb.


Nafsu, Kebencian dan Kebodohan Batin


"Para bhikkhu, petapa kelana dari kelompok lain mungkin bertanya kepada kalian demikian: 'Sahabat, ada tiga sifat ini: nafsu, kebencian dan kebodohan batin. Sahabat, apakah perbedaan di antara tiga sifat ini, apakah ketidaksamaan dan kelainannya?
' Jika ditanya demikian, para bhikkhu, bagaimanakah kalian akan menjawab petapa-petapa kelana dari sekte lain itu?"

"Bagi kami, Bhante, akar ajaran ada pada Yang Terberkati, dan Bhantelah pembimbing serta sumbernya. Adalah baik jika Bhante sendiri mau menjelaskan arti dari pernyataan ini. Setelah mendengarkan Bhante, para bhikkhu akan menyimpannya di pikiran."
"Kalau demikian, para bhikkhu, dengarkanlah dengan seksama. Aku akan berbicara."
"Baik, Bhante," jawab para bhikkhu. Sang Buddha mengatakan demikian:

"Jika para petapa kelana dari sekte lain menanyakan tentang perbedaan, ketidaksamaan, dan kelainan di antara tiga sifat ini, demikian ini kalian harus menjawab:
'Nafsu tidak amat tercela tetapi sulit dihilangkan.
Kebencian lebih tercela tetapi lebih mudah dihilangkan.
Kebodohan batin sangat tercela dan sulit dihilangkan.'
"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi munculnya nafsu yang tadinya belum muncul, dan bagi meningkat serta menguatnya nafsu yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Objek yang indah: bagi orang yang memperhatikan objek yang indah secara tidak benar, maka nafsu yang tadinya belum muncul akan muncul dan nafsu yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.'54

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi munculnya kebencian yang tadinya belum muncul, dan bagi meningkat serta menguatnya kebencian yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Objek yang menjijikkan: bagi orang yang memperhatikan objek yang menjijikkan secara tidak benar, maka kebencian yang tadinya belum muncul akan muncul dan kebencian yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.'
"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi munculnya kebodohan batin yang tadinya belum muncul, dan bagi meningkat serta menguatnya kebodohan batin yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Perhatian yang tidak benar: bagi orang yang memperhatikan hal-hal secara tidak benar, maka kebodohan batin yang tadinya belum muncul akan muncul dan kebodohan batin yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi tidak munculnya nafsu yang belum muncul, dan bagi lenyapnya nafsu yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Objek yang menjijikkan: bagi orang yang memperhatikan objek yang menjijikkan secara benar, maka nafsu yang belum muncul tidak akan muncul dan nafsu yang telah muncul akan ditinggalkan.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi tidak munculnya kebencian yang belum muncul, dan bagi lenyapnya kebencian yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Pembebasan pikiran oleh cinta kasih: bagi orang yang memperhatikan secara benar kebebasan pikiran oleh cinta kasih, maka kebencian yang belum muncul tidak akan muncul dan kebencian yang telah muncul akan ditinggalkan.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi tidak munculnya kebodohan batin yang belum muncul, dan bagi lenyapnya kebodohan batin yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Perhatian yang benar: bagi orang yang memperhatikan hal-hal secara benar, maka kebodohan batin yang belum muncul tidak akan muncul dan kebodohan batin yang telah muncul akan lenyap."'
(III, 68)

Referensi: Puggala Pannati 186, terbitan Wisma Sambodhi, Klaten.

By: pemudabuddhistgmba

0 comments: