Subhâsitâ Ca Yâ Vâcâ
Etammaõgalamuttamaṁ
(Bertutur Kata Dengan Baik
Adalah Berkah Utama)
__Maõgala Sutta__
By Hendra DS
Salah satu
bentuk penghormatan dalam agama Buddha adalah dengan memuji kebaikan orang
lain. Buddha pernah bersabda dalam maõgala sutta “Bertutur kata dengan baik adalah
berkah utama”. Salah satu bentuk pujian sang Buddha yang diberikan oleh brahmana
Janossoni adalah dengan memuji sang tathagata dengan sebuah kalimat “Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma
Sambuddhassa”. Berikut cerita asal-usul pujian tersebut:
Demikianlah yang telah saya dengar:
Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang menetap di dekat Savatthi di Hutan Jeta,
di Vihara Anathapindika. Saat itu brahmana Janussoni sedang keluar dari Janussoni
melihat pertapa Pitolika sedang mendatanginya dari jarak tertentu dan
melihatnya, ia berkata demikian kepada pertapa Pitolika: "Tuan, saya
datang atas kehadiran pertapa Gotama".
"Bagaimana menurutmu,
Vacchayana? Apakah pertama Gotama memiliki kebijaksanaan yang luhur? Apakah
menurutmu Beliau bijaksana?"
"Namun, sipakah saya ini, Tuan,
sehingga saya seyogiannya mengetahui apakah pertapa Gotama memiliki
kebijaksanaan luhur atau tidak? Tentu saja hanya orang seperti Beliau yang
dapat mengetahui apakah pertapa Gotama memiliki kebijaksanaan luhur".
"Tak diragukan lagi, dengan
pujian yang luhur bahwa yang terhormat Vacchayana memuji pertapa Gotama".
"Namun, siapakah saya ini, Tuan,
sehingga saya segoyianya memuji pertapa Gotama? Dipuji oleh yang patut dipuji
itulah Yang Mulia Gotama, pemimpin para dewa dan manusia".
Ketika hal ini telah diucapkan,
brahmana Janussoni turun dari kendaraannya yang serba putih, dan setelah
merapikan pakaian atasnya ke bahu, setelah bernamaskara kepada Sang Bhagava,
beliau memuji Sang Buddha tiga kali dengan pujian berikut:
"Namo Tassa Bhagavato Arahato
Samma Sambuddhassa !
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa !
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa"
Serta merta, kalimat yang merupakan ekspresi pujian dan pujian ini cukup luas diketahui, sehingga beberapa umat awam, beberapa umat Buddha dan beberapa brahmana serta sedikitnya seorang Raja, telah mengucapkan kata-kata pujian ini. Oleh karena itu, bilamana saat ini kita membacakan kta-kata ini, ini merupakan rangkaian suara sejak masa lalu, sejak zaman sang Buddha masih hidup. Kita dapat membacakannya seperti brahmana ini melakukannya:
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa !
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa"
Serta merta, kalimat yang merupakan ekspresi pujian dan pujian ini cukup luas diketahui, sehingga beberapa umat awam, beberapa umat Buddha dan beberapa brahmana serta sedikitnya seorang Raja, telah mengucapkan kata-kata pujian ini. Oleh karena itu, bilamana saat ini kita membacakan kta-kata ini, ini merupakan rangkaian suara sejak masa lalu, sejak zaman sang Buddha masih hidup. Kita dapat membacakannya seperti brahmana ini melakukannya:
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA
SAMBUDDHASSA !
Sebanyak tiga kali di dalam bahasa
Pali, atau dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, yang artinya :
"Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan
Sempurna".
Jadi penghormatan dengan bertutur kata yang
lembut, memuji, adalah sebuah perasaan ikut simpati (upekkha) terhadap pencapaian
kebijaksanaan. Disamping itu pula, manfaatnya disukai banyak orang, lingkungan
keluarga menjadi harmonis, lingkungan masyarakat tidak terganggu, serta diri
sendiri pula akan memperoleh kebahagiaan, dikehidupan saat ini ataupun setelah
meninggal juga akan bahagia.
Referensi: Buku Mutiara Dhamma XIV, dari
Ir.Lindawati T)
0 comments:
Posting Komentar